Senin, 27 Desember 2010

obat uterotonika

0 komentar
Uterotonika

       I.            PENDAHULUAN
Uterotonika atau oksitosik adalah obat yang merangsang kontraksi otot uterus. Yang termasuk obat-obat uterotonika atau oksitosik diantaranya :
a.       Alkaloid ergot dan derivatnya.
b.      Oksitosin dan derivatnya.
c.       Beberapa prostaglandin semisontetik.
B    
S    ANATOMI FISIOLOGIS
 
             Uterus dipersyarafi oleh saraf kolinergik dari saraf pelvik dan saraf andrenergik dari ganglion masentrik inferior dan ganglion hipogastrik. apabila terjadi perangsangan terhadap saraf atau pemberian obat otonom, maka respon uterus dapat berbeda pada tiap spesies dan berbeda pula pada keadaan hamil dan tidak pada manusia.
m            Miometrium  merupakan alat kontraksi. kontraksi terjadi spontan dan teratur sejak masa pubertas. kontraksi lebih nyata bila uterus sudah berkembang sempurna, terutama pada masa menstruasi. kontraktilitas uterus paling nyata pada kehamilan terutama pada kehamilan aterm, dan memegang peranan penting dalam persalinan. sampai sekarang belum diketahui faktor utama yang mengendalikan kontraksi. percobaab in vitro  menunjukan bahwa ion Na berperan penting dalam proses depolarisasi, sedangkan ion Ca diperlukan untuk proses excitation contraction coupling.

1.      ALKALOID ERGOT.
              Sumber alkaloid ergot adalah claviceps purpurea yaitu suatu jamur yang hidup sebagai parasit dalam butir rye dan gandum. Banyak terdapat di eropa atau amerika.
              Ergot mengandung zat-zat penting yaitu, alkaloid ergot dan zat lain seperti zat organik, karbohidrat, gliserida, steroid, asam amino, amin dan basa amonium kuarterner.
1.1  Farmakokinetik
              alkaloid asam amino, yaitu ergotamin diabsorpsi secar lambat dan tidak sempurna melalui saluran cerna. Obat ini mengalami metabolisme lintas pertama, sehingga kadarnya dalam darah sangat rendah. Kafein akan meningkatkan kecepatan absorpsi dan kadar puncak dalam darah.
              Dosis ergotamin yang efektif untuk pemberian intramuskular adalah sepersepuluh dosis oral dan efek perangsangan uterus adalah 20 menit. Sedangkan dosis yang diperlukan untuk pemberian IV adalah setengah dosis IM, dan efek perangsangan uterus sudah dapat diperoleh dalam waktu 5 menit.
              Pada pemberian oral, bromokriptin direabsorpsi lebih sempurna dan dieliminasi lebih lambat dari ergotamin.
              Dihidroergotamin dan dihidroergotoksin diabsorpsi kurang sempurna dan dieliminasi lebih cepat dari ergotamin.
Alkaloid amin diabsorpsi secara cepat dan sempurna pada pemberian oral. Kadar puncak plasma dicapai dalam waktu 60-90 menit.


1.2  farmakodinamik
berdasarkan efek dan struktur kimianya alkaloid ergot dibagi menjadi 3 kelompok:
a.       alkaloid asam amino dengan prototip ergotamin.
b.      Derivat dihidro-alkaloid asam amino dengan prototip dihidroergotamin.
c.       Alkaloid amin dengan prototip ergonovin.

no.

golongan
vasokontriksi dan kerusakan endotel
oksitoksik
penghambat adrenoreseptor -α
1.       
alkaloid asam amino
sangat efektif, terutama ergotamin
sangat efektif, bekerja lambat dan tidak efektif per oral.
aktif
2.       
dihidrogenase alkaloid asam amino
kurang efektif dari pada gol. 1
aktif terhadap uterus wanita hamil
lebih aktif dari pada gol. 1
3.       
alkaloid amin
sangat kurang efektif
sangat aktif, bekerja cepat, efektif pada pemberian oral.
tidak aktif.

Uterus. Semua alkaloid ergot meningkatkan kontraksi uterus dengan nyata. Dosis yang besar menimbulkan kontraksi tetanik, dan peninggian tonus otot dalam keadaan istirahat. Sediaan ergot alam yang paling kuat adalah ergonovin.
Sistem kardiovaskuler. Ergotamin dan alkaloid sejenis menimbulkan vasokontriksi perifer dan merusak endotel kapiler. Pembendungan aliran darah, trombosis dan gangren dapat terjadi sebagai akibat vasokontriksi pada keracunan ergot.
Ergotamin memiliki efek paling kuat terhadap sistem kardivaskuler bila dibandingkan dengan sediaan ergot lainnya. Dihidroergotamin mempunyai efek sedikit, sedangkan dihidroergotoksin bisa dikatakan tidak berefek.
1.3  Indikasi

sediaan ergot digunakan dalam kebidanan bersama-sama dengan indikasi oksitosik dan untuk mengobati migren. Bromopriptin digunakan untuk pengobatan obat parkinson.
Kombinasi dengan obat lain. Kafein memperkuat kerja alkaloid ergot terhadap migren. Pemberian ergotamin dan kafein secara terpisah lebih dianjurkan.
penambahan metoklopramid akan mempercepat absorpsi ergotamin karena mempercepat pengosongan lambung. Selain itu meringankan mual dan muntah akibat ergotamin.

1.4  efek samping

alkaloid ergot sangat toksik, dan dapat menimbulkan keracunan akut dan kronik. Ergotamin merupakan alkaloid yang paling toksik. Keracunan akut terjadi pada percobaan menggugurkan kandungan dengan dosis bessar. Gejala-gejalanya ialah mual, muntah, diare, gatal, kulit dingin, nadi lemah, dan cepat tingling, bingung, dan tidak sadar.
Terapi ergotisme. Terapi berupa penghentian pengobatan dan penghentian terapi simtomatis. Terapi simtomatis meliputi usaha mempertahankan aliran darah ke jaringan. Obat yang pernah digunakan ialah antikoagulan.

1.5  Kontraindikasi

ergotamin tidak boleh diberikan pada pasien dengan sepsis, penyakit pembuluh darah seperti arteritis sifilitika, arteriosklerosis, penyakit pembuluh darah koroner, penyakit hati dan ginjal.

1.6  Sediaan

1.      erotamin tatrat, merupakan kristal ang larut dalam air dan alkohol. Terdapat dalam bentuk tablet oral 1 mg, tablet sublingual 2 mg, dan dalam bentuk larutan obat suntik 0,5 mg/mL dalam ampul 1 ml.
2.      ergonovin maleat. Terdapat dalam bentuk suntikan ergonovin maleat berisi 0,2 mg/mL dan dalam bentuk tablet berisi 0,2 mg.
3.      metilergonovin maleat (methergin), terdapat dalam ampul 0,2 mg/mL dan tablet oral 0,2 mg.
4.      metisergid maleat, terseddia dalam bentuk tablet oral 2 mg.
5.      ergotamin tatrat, 1 atau 2 mg dengan 100 mg kefein untuk supositoria rektal.
6.      Dihidroergotamin mesilat, tersedia dalam bentuk larutan 1 mg/mL untuk suntikan.
7.      Bromokriptin, tersedia dalam bentuk tablet 2,5 mg.
8.      Dihidroergotamin, tersedia dalam bentuk semprotan nasal 4 mg/mL dan suntikan parenteral 1 mg/mL.

2.      OKSITOSIN

oksitosin disimpan dan dilepaskan oleh hipofisis posterior bersama dengan antideuritik hormon (ADH).
Oksitosin merangsang otot polos uterus dan kelenjar mamae. Fungsi perangasangan ini bersifat selektif dan cukup kuat.
Oksitosin dianggap memberikan kemudahan dalam persalinan serta memegang peranan penting dalam refleks ejeksi susu.
Pada konsentrasi esterogen yang rendah, efek oksitosin terhadap uterus juga berkurang.otot polos yang sensitif terhadap oksitosin hanyalah uterus, pwmbuluh darah dan mioepitel kelenjar payudara. Dosis besar oksitosin dapat menimbulkan efek antideuritik berupa intoksikasi air terutama pada pasien yang mendapat cairan infus dalam jumlah besar.
Oksitosin di absorpsi secara cepat melalui mukosa mulut dan bukal, sehingga memungkinkan oksitosin diberikan secara tablet isap. Oksitosin tidak dapat diberikan secara oral karena akan dirusak dilambung dan di usus.
Waktu paruh oksitosin sangat singkat, antara 3-5 menit. Oksitosin tidak terikat oleh protein plasma dan di eliminasi oleh ginjal dan hati.

·         Sediaan
Suntikan oksitosin (Sytocinon) berisi 10 unit USP/mL, dapat diberikan secara IM  atau IV .
oksitosin juga terdapat dalam bentuk semprotan hidung berisi 40 unit USP/mL. disamping itu
terdapat sediaan sublingual yang berisi 200 unit USP per tablet.

3.      PROSTAGLANDIN

prostaglandin yang terdapat di uterus, cairan menstrual dan cairan amnion adalah PGE dan PGF. Di bagian kebidanan punggunaan prostaglandin terbatas pada PGE2 dan PGF2α. PGE2 memperlihatkan efek oksitosik 10 kali lebih kuat dari PGF2α.
Prostaglandin terdapat merata dalam miometrium dan bekerja secara sinegris dengan oksitosin terhadap kontraksi uterus. Sediaan kombinasi PG dan oksitosin tidak dianjurkan karena dapat meningkatkan terjadinya resiko ruputura uterus.

·         Sediaan
Saat ini obat-obat ini belum beredar secara resmi di indonesia. Yang termasuk obat-obat prostaglandin antara lain:
1.      Korbopros trometamin
2.      Dinoproston
3.      Gemeprost
4.      Sulproston

INDIKASI OKSITOSIK
Indikasi oksitosik adalah:
1.      Induksi partus aterm dan mempercepat persalinan pada kasus-kasus terentu.
2.      Mengontrol perdarahan dan atoni uteri pasca persalinan.
3.      Merangsang kontraksi uterus setelah operasi caesar maupun operasi uterus lainnya.
4.      Induksi abortus terapeutik
5.      Uji oksitosin.
6.      Menghilangkan pembengkakan payudara.

Daftar pustaka:
Departemen farmakologi dan terapeutik fakultas kedokteran universitas indonesia edisi 5. 2007. Farmakologi dan terapi. Jakarta : Universitas Indonesia. 
Drs. Tan Hoan Tjay, Drs. Kirana Rahardja. 2008. Obat-obat penting khasiat, penggunaan, dan efek sampingnya edisi ke 6. Jakarta : Gramedia.
Kee Joyce L, Hayes Evelyne R. 1996. Farmakologi pendekatan proses keperawatan. Jakarta : EGC.
Katzung G. Betram. 1997. Farmakologi dasar dan klnik. Jakarta : EGC.